Label

Sabtu, 26 Mei 2018

TENTANG GUNUNG SINGGALANG

Gunung Singgalang adalah sebuah gunung yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.877 meter diatas permukaan laut (mdpl). Dari bentuknya, Gunung ini bisa dibilang mirip dengan Gunung Merbabu yang berada di Jawa Tengah.

Gunung ini merupakan sebuah gunung merapi yang dikabarkan sudah tidak aktif lagi. Kondisi hutan di Gunung Singgalang merupakan hutan lembap dan tentu saja mempunyai banyak kandungan air.

Berdampingan dengan dua gunung lainnya, yaitu gunung Tandikek dan gunung Merapi yang dimana mereka berdiri gagah di wilayah dataran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia.

Terdapatnya sebuah telaga nan indah yang diberi nama Telaga Dewi menjadi sebuah keistimewaan yang terdapat di Gunung ini. Telaga Dewi yang berada pada ketinggian 2.762 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini bisa digunakan untuk keperluan refreshing atau istirahat untuk persiapan dalam perjalanan mendaki Gunung Singgalang.

Video Gunung Singgalang



Fasilitas dan Akomodasi Gunung Singgalang

Untuk fasilitas dan secara resmi masih belum tersedia di kawasan Gunung Singgalang, Namun jika anda membutuhkan angkutan atau rumah untuk menginap anda bisa menyewanya dari warga sekitar di kaki gunung.

Ada warung dan toko di sekitar rumah warga setempat yang menyediakan kebutuhan makanan dan minuman. Namun belum tersedia toko peralatan pendakian atau barang yang mendukung untuk aktifitas hiking.

Sebelum melakukan perjalanan wisata atau pendakian ke gunung ini anda sebaiknya mempersiapkan perbekalan dan peralatan yang akan anda butuhkan selama masa pendakian di rumah atau di kota besar yang bisa menyuplai kebutuhan anda. Agar anda bisa nyaman melakukan perjalanan liburan di Gunung Singgalang.

Peta Topografi Gunung Singgalang



Akses Gunung Singgalang



Rute Pendakian Gunung Singgalang

Gunung ini mempunyai beberapa rute pendakian yang biasa digunakan oleh para pendaki ataupun oleh warga sekitar yang bekerja sebagai asisten dan pembawa barang para pendaki atau biasa disebut dengan istilah Porter.

Akan tetapi, jalur yang paling terkenal dan sering digunakan adalah jalur pendakian dengan rute melewati desa Kota Baru dan Pandai Sikek. Setelah kita berada di Desa Kota Baru kemudian akan dilanjutkan perjalanan melewati Desa Pandao Sikek yang dimana terdapat sebuah tower BTS milik salah satu perusahaan Televisi swasta di Indonesia yang terletak di punggungan Gunung Singgalang, dan jalan yang akan dilalui adalah jalan yang menanjak dan beraspal.

Semakin jauh perjalanan, jalanan beraspal tersebut semakin rusak dan jalan aspal telah dihiasi oleh batuan kerikil dan kita akan disuguhi oleh pemandangan ladang para penduduk setempat di sebelah kiri dan kanan jalan yang ditempuh. Desa ini bernama Desa Pandai Sikat yang berkontribusi dari hasil panennya adalah tebu yang menjadi komoditas pertanuan disana sebagai bahan untuk membuat saka (gula merah)

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya kita akan sampai di Tower Pemancar milik salah satu perusahaan Televisi Swasta di Indonesia tersebut. Daerah ini biasa dijadikan sebagai tempat peristirahatan oleh para pendaki sebelum terus melanjutkan perjalanan untuk menuju puncak Gunung.

Setelah beristirahat di kawasan tower tersebut, anda akan melewati hutan pimpiang dalam perjalanan menuju puncak dengan kira-kira anda akan menempuh hutan ini sekitar 1 jam (tergantug stamina). Tumbuhan pimpiang yang beraneka ragam ukurannya, dari mulai yang tinggi hingga yang pendek dan menghalangi rute pendakian dan yang mengharuskan anda jalan sambil tunduk bahkan hingga harus jalan duduk dan merangkak untuk melewati tumbuhan tersebut.

Akan tetapi dari waktu ke waktu dengan banyaknya orang yang mendaki Gunung ini, Jalan pendakian menjadi semakin mudah dengan adanya pemotongan tumbuhan yang rimbun dan menghalangi jalan, bertujuan agar memudahkan perjalanan dan kebaikan orang banyak. Jadi, anda sudah tidak perlu menunduk atau hingga merangkak lagi dalam melewati rute pendakian jalur ini.

Setelah anda melewati hutan pimpiang, rasa capek akan akan terkutangi dengan adanya mata air, biasa disebut dengan nama “Mata Air I” oleh para pendaki, dan anda bisa mengambil air untuk keperluan minum dan keperluan lainnya senagai perbekalan.

Mata Air I adalah awal perjalanan bagi para pendaki untuk jalan yang menanjak hingga anda sampai di cadas, jalur tanjakan tersebut memiliki kemiringan dengan rata-rata sekitar 45 derajat. Kita akan menemukan tumbuhan atau pohon pakis yang kian cantik pada saat kita semakin dekat dengan puncak gunung. Trek yang dilewati sedikit lembab, karena masih terjaganya hutan dan masih lebat dengan tumbuhan.

Di pinggir trek perjalanan, kita akan mendapatkan beberapa tiang yang digunakan untuk menyangga kabel dan berfungsi untuk menyalurkan listrik ke puncak gunung. Ya, memang hal ini akan menggangu keindahan pemandangan dan kenyamanan bagi beberapa orang, terutama pecinta atau pengiat alam.

Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih sekitar lima jam untuk sampai di cadas dengan trek yang masih menanjak. Setelah anda sampai di cadas, akan membutuhkan waktu sekitar satu jam hingga kita mencapai puncak.

Cadas ini adalah berupa bebatuan yang padat dan berwarna kuning. Dengan diatasnya yang ditumbuhi oleh pepohonan berjenggot dan Rhododendron gunung. Terkadang kita akan menemukan beberapa bunga edelweis yang memang sangat jarang dijumpai di gunung ini sehingga jika kita ingin menemukannya harus memasang mata yang jeli.

Dalam perjalanan dari cadas menuju puncak juga, anda akan menemukan sebuah tugu yang dibangun sebagai monumen akan hilangnya salah satu siswa pecinta alam (SISPALA) yang merupakan pecinta alam dari Galapagos SMA 1 Padang, dan monumen tersebut dinamakan dengan nama Tugu Galapagos. Kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 1990-an. Di tugu tersebut juga tersemat sebuah TagLine yang berbunyi “Terbanglaj kau wahai sang elang, ….” yang begitulah awal dari kalimat keseluruhan pada tugu.

Dari cadas ini juga kita dapat menyaksikan keindahan Gunung Merapi yang tampak jelas, karena terletak lurus di depan. Jika kita sampai di cadas pada siang hari, maka akan disuguhkan juga pemandangan kota Padang Panjang, Bukitinggi, dan Danau Singkarak, itu juga jika beruntung. Karena Gunung ini sering diselimuti oleh kabut.

Jika anda telah merasakan lelah, sebaiknya mendirikan tenda disini atau hanya sekedar istirahat. Dan di pagi hari anda akan mendapatkan suasana yang eksotis dilengkapi dengan Sunrise juga pemandangan lain di pagi hari dengan udara sejuk khas pegunungan.

Setelah melewati kawasan cadas, akan dihadapkan lagi dengan medan hutan yang lembab, karena jarangnya masuk sinar matahari yang bisa menembus ke dalam hutan, pepohonan dengan lapisan lumut yang tebal menjadi tanda akan hal tersebut. Tidak lama setelah itu, maka akan sampai di Telaga Dewi yang mungkin sebagai tujuan anda juga dalam melakukan pendakian Gunung ini.

Telaga dewi yang benar-benar asri dan masih alami dan memiliki keindahan yang eksotis akan membuat kita lama berada disini. Di sekitar telaga ini, kita akan menemukan hutan lumut yang bisa dibilang sangat lebat dan ada terdapat juga beberapa tumbuhan kantong semar.

Melanjutkan perjalanan ke puncak gunung yang akan memakan waktu kurang lebih selama satu jam. Anda akan sangat puas jika sampai di puncak Gunung Singgalang dengan pemandangan yang luas, alami dan menakjubkan. Namun menurut kami, ada yang mengganjal di puncak gunung ini, karena adanya sebuah tower yang merupakan muara dari kabel yang disangga oleh tiang yang menyertai kita pada saat perjalanan.

Tips Pendakian Gunung Singgalang

Bila tidak ingin melakukan pendakian malam hari, sebaiknya pendakian dilakukan paling lambat pada jam 13.00, dimana dengan perjalanan santai memakan waktu sekitar 3 jam menuju ke bivak I. Sebelum menuju ke bivak I ( sekitar 15 m sebelum bivak I, kita akan memotong aliran sungai ( pindah punggungan ), yang merupakan sumber air pada saat kita menginap di area ini. Namun jika berniat naik pagi ( sekitar jam 09.00 ), kita bisa mencapai bivak II ( sekitar jam 16.00 ). Pada area ini, kalau kita mau, banyak tumbuhan hutan yang bisa makan, seperti pakis gajah, begonia, arbei, dan beberapa tumbuhan lainnya yang lainnya.

Dari bivak II, apabila berangkat sekitar jam 09.00, dengan jalan santai kita akan sampai di Cadas sekitar pukul 13.00. Untuk masuk ke daerah cadas, dari rute perjalanan sebelumnya kita akan bertemu simpang jalan ( kedua jalan tersebut sama – sama mengarah ke Telaga Dewi, jadi anda bisa memilih rute yang kita suka ). Untuk rute yang mengarah ke kanan, maka dalam jarak sekitar 10 m kita akan sampai di daerah cadas, dan 100 m dari sana kembali masuk hutan yang menuju ke daerah Telaga Dewi.

1. Perencanaan pendakian
 2. Mempersiapkan fisik dan mental
 3. Mempelajari dan harus mengetahui mengenai medan dan rute yang akan dilalui
 4. Mempersiapkan perlengkapan yang efektif dan berdaya guna besar
 5. Mengatur manajeman logistik dan bahan makanan yang mencukupi
 6. Memperoleh izin dan melapor pada pos pendakian
 7. Tidak merusak alam dan menjaga lingkungan sebaik-baiknya.

Kesimpulan
Gunung Singgalang mempunyai ketinggian 2.877 meter diatas permukaan laut (mdpl)
Gunung Singgalang merupakan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi dan Gunung Tandikek dan merupakan jenis gunung merapi.
Terdapat sebuah mata air yang terletak di punggungan gunung.
Waktu untuk mendaki bisa mencapai 8 – 10 jam + istirahat dan juga tergantung stamina dari pendaki.
Jalur yang ditempuh adalah jalan setapak dengan medan hutan jenis tropis dan bebatuan cadas.
Terdapat sebuah Tower pemancar TV di kaki dan di puncak gunung.
Adanya sebuah Telaga Dewi pada ketinggian 2762 mdpl yang menjadi tujuan lain dalam mendaki Gunung Singgalang

Sabtu 26-januari -2018

Panduan Mandaki Gunung

Berawal dari hobi mengumpulkan artikel tentang petualang yang berhubungan dengan olah raga mendaki gunung dari majalah Hai dan Intisari, se...